Disusun
untuk memenuhi tugas mata pelajaran Biologi
Disusun oleh :
Kelompok 4
1.
Diani Adzani Putri
2.
Febby Aulia Fitriani
3.
Marwah Mukarromah
4.
M. Habiburrochman
5.
Rizqiatul Maulidah
6.
Via Abdissalam
Kelas : XII IPA 2
MAN MODEL BABAKAN CIWARINGIN CIREBON
2014/2015
KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
perkenan-Nya kami dapat menyelesaikan laporan ini.
Laporan
ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas pelajaran Biologi, guna
mendapatkan nilai tugas harian. Adapun isi laporan ini disusun secara
sistematis dan merupakan referensi dari beberapa sumber yang menjadi acuan
dalam penyusunan tugas.
Dalam
penyusunan tugas laporan ini kami mendapat beberapa hambatan, seperti kurangnya
waktu untuk berdiskusi membahas hal- hal yang terkait. Akan tetapi semua
masalah dan hambatan dapat teratasi.
Kami
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak, antara lain :
·
Bapak H . Lukman Al Hakim M.Pd.
selaku Kepala MAN Model Babakan Ciwaringin
·
Bapak Tata Salasata M.Pd. selaku
Guru pembimbing mata pelajaran biologi.
·
Berbagai sumber referensi yang telah
membantu kami dalam penyusunan laporan .
Kami
berharap laporan ini dapat memberikan sumbangan yang berarti dalam proses
kegiatan belajar Biologi dan sumber pengetahuan kepada pembaca dan mendapat
ridho dari Tuhan Yang Maha Esa.
Kami
selaku penyusun tugas laporan ini sangat sadar bahwa masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari teman-teman, Bapak
Pembimbing yang sangat kami harapkan agar tugas berikutnya dapat lebih baik
lagi.
Ciwaringin, Desember 2014
Daftar Isi
Kata Pengantar.............................................................................................
|
i
|
Daftar Isi ……………………………………………………………….......
|
ii
|
BAB I PENDAHULUAN
|
|
1.1. Latar Belakang
.......................................................................................
|
1
|
1.2.Rumusan Masalah ..................................................................................
|
1
|
1.3. Tujuan
...................................................................................................
|
2
|
1.4. Manfaat Penelitian……………………………………………………
|
2
|
BAB II LANDASAN TEORI
|
|
2.1 Pengertian Elektrolisis ………………………....................................
|
3
|
2.2. Susunan sel elektrolisis…………………………………………..........
|
3
|
BAB III METODE PRAKTIKUM
|
|
3.1 Lokasi dan
waktu praktikum…………………………………………
|
4
|
3.2 Alat dan bahan…………………………………………………………
|
4
|
3.3 Langkah kerja........................................................................................
|
4
|
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
|
|
4.1 Hasil
praktikum…………………………………………………….....
|
5
|
4.2 Pembahasan……………………………………………………………
|
5
|
BAB V
PENUTUP
|
|
3.1.Kesimpulan ...........................................................................................
|
7
|
3.2.Saran
......................................................................................................
|
7
|
DAFTAR PUSTAKA
|
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Setiap makhluk
hidup membutuhkan zat makanan yang digunakan untuk pertumbuhan dan
perkembangan. Salah satu peranan zat makanan adalah sebagai penghasil energy
yang dapat diperoleh melalui proses metabolisme.
Metabolisme
adalah reaksi kimia di dalam tubuh yang mengubah suatu zat menjadi zat lain.
Proses metabolism terjadi pada makhluk hidup untuk menunjang segala
aktivitasnya. Metabolisme meliputi Katabolisme (penguraian zat) dan Anabolisme
(penyusunan zat).
Reaksi pada
metabolisme menggunakan biokatalisator bernama enzim. Biokalatilastor artinya
enzim merupakan zat yang terdapat dalam tubuh makhluk hidup yang berfungsi
mempercepat reaksi, tanpa perlu ikut bereaksi. Aktivitas enzim dipengaruhi oleh
beberapa faktor, diantaranya suhu, pH, kadar air, jumlah enzim, jumlah substrat
dan keadaan inhibitor.
Enzim adalah senyawa yang dibentuk oleh sel
tubuh organisme. dalam sel enzim ini diproduksi oleh organel badam mikro
peroksisok. Kegunaan enzim katalase adalah menguraikan Hidogen Peroksida (H2O2),
merupakan senyawa racun dalam tubuh yang terbentuk pada proses pencernaan makanan.
Hidrogen peroksida dengan rumus kimia bila H2O2 ditemukan oleh Louis Jacquea Thenard pada tahuna 1818. Senyawa ini merupakan bahan kimia organik yang memiliki sifat oksidator kuat dan bersifat racun dalam tubuh.
Hidrogen peroksida dengan rumus kimia bila H2O2 ditemukan oleh Louis Jacquea Thenard pada tahuna 1818. Senyawa ini merupakan bahan kimia organik yang memiliki sifat oksidator kuat dan bersifat racun dalam tubuh.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Bagaimanakah
pengaruh pH dan suhu terhadap kerja enzim?
1.3 TUJUAN PENELITIAN
1.
Untuk
mengetahui pengaruh pH dan suhu terhadap kerja enzim.
1.4 MANFAAT PENELITIAN
Agar dapat lebih memahami tentang metabolisme
serta peranan enzim dalam proses metabolisme.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 PENGERTIAN METABOLISME
Salah
satu ciri makhluk hidup adalah mampu mengambil energy dari luar tubuh serta
memanfaatkannya untuk memenuhi keperluan hidupnya. Tumbuhan mengambil energy
langsung dari sinar matahari, sedangkan manusia dan hewan memperoleh energy
dari makanannya.
Metabolisme merupakan keseluruhan proses kimia
yang terjadi didalam sel. Metabolism meliputi katabolisme dan anabolisme.
Katabolisme adalah reaksi penguraian senyawa kompleks menjadi senyawa sederhana
sedangkan anabolisme adalah penyusunan senyawa sederhana menjadi senyawa
kompleks. Contoh reaksi katabolisme adalah respirasi, sedangkan contoh reaksi
anabolisme adalah fotosintesis.
Metabolisme melibatkan banyak komponen
(molekul-molekul) yang terdapat di dalam sel, antara lain ATP dan enzim.
2.2
KOMPONEN METABOLISME
Berdasarkan
prosesnya metabolisme dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Anabolisme
yaitu proses pembentakan molekul yang kompleks dengan menggunakan energi tinggi.
Contoh : fotosintesis (asimilasi C)
energi cahaya
6 CO2 + 6 H2O ———————————> C6H1206 + 6 o2
klorofil glukosa
yaitu proses pembentakan molekul yang kompleks dengan menggunakan energi tinggi.
Contoh : fotosintesis (asimilasi C)
energi cahaya
6 CO2 + 6 H2O ———————————> C6H1206 + 6 o2
klorofil glukosa
(energi kimia)
Pada kloroplas terjadi transformasi energi, yaitu dari energi cahaya sebagai energi kinetik berubah menjadi energi kimia sebagai energi potensial, berupa ikatan senyawa organik pada glukosa. Dengan bantuan enzim-enzim, proses tersebut berlangsung cepat dan efisien. Bila dalam suatu reaksi memerlukan energi dalam bentuk panas reaksinya disebut reaksi endergonik. Reaksi semacam itu disebut reaksi endoterm.
Pada kloroplas terjadi transformasi energi, yaitu dari energi cahaya sebagai energi kinetik berubah menjadi energi kimia sebagai energi potensial, berupa ikatan senyawa organik pada glukosa. Dengan bantuan enzim-enzim, proses tersebut berlangsung cepat dan efisien. Bila dalam suatu reaksi memerlukan energi dalam bentuk panas reaksinya disebut reaksi endergonik. Reaksi semacam itu disebut reaksi endoterm.
2. Katabolisme (Dissimilasi),
yaitu proses penguraian zat untuk membebaskan energi kimia yang tersimpan dalam senyawa organik tersebut.
Contoh:
enzim
C6H12O6 + 6 O2 ———————————> 6 CO2 + 6 H2O + 686 KKal.
energi kimia
yaitu proses penguraian zat untuk membebaskan energi kimia yang tersimpan dalam senyawa organik tersebut.
Contoh:
enzim
C6H12O6 + 6 O2 ———————————> 6 CO2 + 6 H2O + 686 KKal.
energi kimia
Saat molekul
terurai menjadi molekul yang lebih kecil terjadi pelepasan energi sehingga
terbentuk energi panas. Bila pada suatu reaksi dilepaskan energi, reaksinya
disebut reaksi eksergonik. Reaksi
semacam itu disebut juga reaksi
eksoterm.
2.3
ENZIM
Reaksi dalam metabolisme menggunakan
biokatalisator berupa enzim. Enzim adalah senyawa organic yang tersusun atas
protein. Enzim merupakan biokatalisator, artinya enzim merupakan zat yang
terdapat dalam tubuh makhluk hidup yang berfungsi mempercepat reaksi, tanpa
perlu ikut bereaksi ( Campbell, 1998:97).
Enzim adalah senyawa yang dibentuk oleh sel
tubuh organisme. dalam sel enzim ini diproduksi oleh organel badam mikro
peroksisok. Kegunaan enzim katalase adalah menguraikan Hidogen Peroksida (H2O2),
merupakan senyawa racun dalam tubuh yang terbentukpada proses pencernaan
makanan.
Hidrogen peroksida dengan rumus kimia bila H2O2 ditemukan oleh Louis Jacquea Thenard pada tahuna 1818. Senyawa ini merupakan bahan kimia organik yang memiliki sifat oksidator kuat dan bersifat racun dalam tubuh.
Hidrogen peroksida dengan rumus kimia bila H2O2 ditemukan oleh Louis Jacquea Thenard pada tahuna 1818. Senyawa ini merupakan bahan kimia organik yang memiliki sifat oksidator kuat dan bersifat racun dalam tubuh.
Senyawa peroksida harus segera di uraikan
menjadi air (H2O) dan oksigen (O2) yang tidak berbahaya.
Enzim katalase mempercepat reaksi penguraian peroksida (H2O2)
menjadi air (H2O) dan oksigen (O2). Penguraian peroksida
(H2O) ditandai dengan timbulnya gelembung. Bentuk reaksi kimianya adalah :
2H2O2
--> 2H2O + O2
Senyawa H2O2 yang ada
dalam tubuh sangat berbahaya. Maka enzim katalase menguraikan H2O2
menjadi H2O dan gas O2 yang tidak berbahaya bagi tubuh.
Ada tidaknya gelembung merupakan indikator
adanya air dalam wujud uap. Sedangkan menyala atau tidaknya bara merupakan indikator
adanya gas oksigen dalam tabung tersebut. Enzim katalase yang dihasilkan
peroksisom pada hati akan mengalami denaturasi (kerusakan) pada suhu yang
tinggi ataupun pada suasana asam dan basa.
Enzim katalase bekerja secara optimal pada suhu
kamar (±300C) dan suasana netral. Hal ini dapat dilihat pada suasana
asam, basa, dan suhu tinggi, laju reaksi menjadi sangat lambat. Bahkan terhenti
sama sekali. Indikasinya adalah sedikitnya gelembung yang dihasilkan dan bara
api tidak menyala. Sedangkan pada suhu normal dan pH netral, reaksi berjalan
dengan lancar.
2.4
ENZIM KATALASE
2.4.1 Fungsi
Dari Enzim Katalase
Enzim katalase
bekerja dengan rangkaian beberapa molekul sehingga keempat gugus tadi akan
membantu penyerapan. Adapun didalam tubuh memiliki kandungan hidrogen peroksida
atau H2O2 yang merupakan hasil dari respirasi dan dibuat
untuk seluruh sel-sel yang hidup. Kandungan H2O2 ini
sebenarnya sangat berbahaya bagi tubuh untuk itu enzim katalase berfungsi untuk
mengkatalis kandungan H2O2 tersebut. peran enzim ini juga
sebagai peroksidasi yang khusus untuk mereaksi dekomposisi hydrogen peroksida
sehingga pada nantinya dapat berubah menjadi oksigen serta air. Untuk satu
molekul hydrogen peroksida, enzim ini mampu mengoksidasinya hingga menjadi
oksigen. Lalu proses peredoksidasian yang kedua akan menjadi air. Hydrogen yang
berupa ion sebagai penyeimbang terhadap reaksi yang tengah berjalan.
2.4.2 Peran
Enzim Katalase
Namun sejauh
itu, peran dari enzim katalase memang masih kecil dalam mengkatalis senyawa H2O2 jika dibandingkan dengan proses kecepatan
pembentukannya. Didalam sel-sel tubuh terdapat katalase namun berjumlah sangat
sedikit serta sangat rentan dengan adanya peroksida. Untuk itulah dengan
kapasitasnya yang kecil, enzim ini akan bekerja lebih cepat untuk menekan
terhadap serangan oksidator hydrogen peroksida.
2.4.3 Kerja
Enzim Katalase
Enzim ini
banyak terdapat dalam sel-sel pada hati. Adakalanya jumlah enzim ini lebih
meningkat dari semula. Dengan begitu reaksinya akan lebih cepat. Untuk itu kita
perlu mengkonsumsi bahan makanan seperti hati dengan porsi yang lebih banyak
sehingga proses oksidasi yang dilakukan oleh enzim katalase tidak mengecil.
BAB III
METODE PENELITIAN
METODE PENELITIAN
3.1 LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN
Adapun
penelitian yang berjudul “Pengaruh Reaksi Enzim ”dilakukan di kelas XII IPA 2
pada jam pelajaran Bioloigi ke 4 dan 5 oleh Pak Tata Salasata.
3.2
ALAT DAN BAHAN
Adapun alat dan bahan dalam melakukan praktikum
ini adalah sebagai berikut :
a.
Rak dan tabung
reaksi
b.
Pipet tetes
c.
Lampu spiritus
d.
Penjepit tabung
reaksi
e.
Lidi
f.
Korek api
g.
Hati dan ginjal ayam
h.
H2O2
i.
NaOH
j.
HCl
k.
Air
3.3
LANGKAH KERJA
a.
Menghaluskan organ hati dan
ginjal
ayam dengan menggunakan blender. Menambahkan 30 ml air
untuk hati dan 30 ml air untuk ginjal. Kemudian
saring dengan menggunakan kapas untuk memperoleh ekstrak hati dan ginjal.
b.
Membagi ekstrak
hati danginjal ke
dalam tabungreaksimasing-masing 4 buahdengan volume yang sama.
c.
Menambahkan 4 tetesH2O2kedalam semuatabung
d.
Memberi label a,b,c,d pada ekstrak hati dan e,f,g,h pada ekstrak ginjal pada 8
tabung tersebut.
e.
Menambahkan 4 tetes HCl
pada tabung b dan f dan menambahkan 4 tetes NaOH pada tabung c dan g.
f.
Mendidihkan ekstrak pada
tabung d dan h
g.
Mengamati perubahan
yang terbentuk
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
HASIL PERCOBAAN
Pada hati ayam
Perlakuan
|
Gelembung
|
Dimasukkan bara api
|
Ekstrak + H2O2
|
+ + +
|
Menyala
|
Ekstrak + HCl + H2O2
|
-
|
Tidak menyala
|
Ekstrak + NaOH + H2O2
|
+ +
|
Tidak menyala
|
Ekstrak + H2O2 (mendidih)
|
-
|
Tidak menyala
|
Pada ginjal ayam
Perlakuan
|
Gelembung
|
Dimasukkan bara api
|
Ekstrak + H2O2
|
+ + +
|
Menyala
|
Ekstrak + HCl + H2O2
|
-
|
Tidak menyala
|
Ekstrak + NaOH + H2O2
|
++
|
Tidak menyala
|
Ekstrak + H2O2 ( mendidih)
|
-
|
Tidak menyala
|
Keterangan
:
+
+ + = banyak gelembung
+
+ = gelembung sedang
+
=
sedikit gelembung
- = tidak ada gelembung
4.2
PEMBAHASAN
Enzim adalah
katalis yang terbuat dari protein dan dihasilkan oleh sel. Enzim mempunyai sifat spesifik yaitu hanya
mengatalisis reaksi kimia tertentu.
Sebagai contoh enzim katalase yang hanya menguraikan H2O2
menjadi H2O dan O2 dengan reaksi sebagai berikut :
2H2O2à 2H2O
+ O2
Hal ini dapat
dibuktikan dengan percobaan. Percobaan
ini dilakukan dengan menggunakan hati ayam dan ginjal ayam
(sebagaiperbandingan). Hati ayam
digunakan karena banyak mengandung enzim katalase. Hati ayam dan ginjal ayam kemudian dibuat
ekstrak. Yang terjadi pada ekstrak saat
diberi perlakuan adalah sebagai berikut :
Pada hati ayam
1.
Ekstrak
ditambah H2O2 (hidrogen peroksida)
Saat ekstrak diberi H2O2
terjadi gelembung-gelembung udara yang banyak.
Hal ini membuktikan bahwa enzim katalase yang terdapat di dalam hati
ayam mengubah H2O2 menjadi H2O (air),
sedangkan pada waktu dimasukkan lidi membara ke dalamnya, timbul nyala
api. Hal ini membuktikan bahwa H2O2
juga diuraikan menjadi oksigen (O2).
2.
Ekstrak
ditambah HCl dan H2O2
Pertambahan HCl disini dimaksudkan untuk
membuat ekstrak dalam keadaan terlalu asam.
Kemudian ditambah H2O2 ternyata tidak terbentuk
gelembung udara ketika dimasukkan bara api ke dalamnya juga tidak terjadi nyala
api. Hal ini menunjukkan bahwa enzim
katalase tidak dapat bekerja dalam kondisi terlalu asam.
3.
Ekstrak
ditambah NaOH dan H2O2
Penambahan NaOH disini dimaksudkan untuk membuat
ekstrak dalam keadaan terlalu basa.
Kemudian ditambah H2O2 ternyata terbentuk
gelembung udara yang sedang, tetapi saat
bara api dimasukkan ke dalamnya tidak terjadi nyala api. Hal ini membuktikan bahwa enzim katalase
tidak dapat bekerja secara optimal dalam kondisi terlalu basa.
4.
Ekstrak
dididihkan kemudian ditambah H2O2
Ekstrak yang dididihkan kemudian ditambah H2O2,
ternyata tidak timbul gelembung udara dan saat bara api dimasukkan ke dalamnya juga tidak timbul nyala api. Hal ini disebabkan karena protein di dalam
enzim katalase yang terdapat di ekstrak telah rusak sehingga tidak dapat
menguraikan H2O2 menjadi H2O dan O2.
Pada ginjal
ayam
Sebagai
perbandingan, digunakan ginjal ayam yang kandungan enzim katalasenya lebih
sedikit dibandingkan dengan hati ayam.
1.
Ekstrak
ditambah H2O2
Hasilnya
sama seperti pada ekstrak hati ayam, tetapi terbentuknya gelembung sedikit
lama.Dari percobaan dapat diketahui bahwa kerja enzim dipengaruhi oleh derajat
keasaman (pH) dan suhu. Pada pH terlalu
asam dan basa, enzim menjadi non aktif, sehingga tidak dapat bekerja. Sedangkan pada saat dididihkan, suhu menjadi
tinggi sehingga enzim menjadi rusak (denaturasi). Hal ini menyebabkan enzim katalse tidak dapat
menguraikan H2O2 menjadi H2O dan O2.
2.
Ekstrak
ditambah HCl dan H2O2
Pertambahan HCl disini dimaksudkan untuk
membuat ekstrak dalam keadaan terlalu asam.
Kemudian ditambah H2O2 ternyata tidak terbentuk
gelembung udara ketika dimasukkan bara api ke dalamnya juga tidak terjadi nyala
api. Hal ini menunjukkan bahwa enzim
katalase tidak dapat bekerja dalam kondisi terlalu asam.
3.
Ekstrak
ditambah NaOH dan H2O2
Penambahan NaOH disini dimaksudkan untuk
membuat ekstrak dalam keadaan terlalu basa.
Kemudian ditambah H2O2 ternyata terbentuk
gelembung udara yang sedang, tetapi saat
bara api dimasukkan ke dalamnya tidak terjadi nyala api. Hal ini membuktikan bahwa enzim katalase
tidak dapat bekerja secara optimal dalam kondisi terlalu basa.
4.
Ekstrak
dididihkan kemudian ditambah H2O2
Ekstrak yang dididihkan kemudian ditambah H2O2,
ternyata tidak timbul gelembung udara dan saat bara api dimasukkan ke dalamnya juga tidak timbul nyala api. Hal ini disebabkan karena protein di dalam
enzim katalase yang terdapat di ekstrak telah rusak sehingga tidak dapat
menguraikan H2O2 menjadi H2O dan O2.
BAB V
PENUTUP
5.1
KESIMPULAN
Enzim katalase
bekerja dengan menguraikan H2O2 menjadi air (H2O)
dan Oksigen (O2). Enzim katalase akan bekerja pada suhu optimum
sekitar 300C - 400C dan pada kondisi netral, akan tetapi
enzim katalase akan rusak jika bekerja pada suhu diatas 500C, dan
pada kondisi asam maupun basa.
5.2`SARAN
1.
Dibutuhkan
waktu yang lebih lama, dan waktu yang khusus (diluar jam pelajaran) untuk
melakukan praktikum ini agar kami lebih teliti dan intensif dalam menguji
faktor yang mempengaruhi kerja enzim.
2.
Dibutuhkan alat
– alat yang lebih lengkap agar data hasil praktikum kami lebih akurat.
Daftar pustaka
Komentar
Posting Komentar