Langsung ke konten utama

Syafa dengan Lopenya


Awan malam tak lagi menyelimuti langit, dan kini muncul cahaya fajar yang seakan mengintip dan berkata apakah ia boleh menampakkan wajahnya?. Dan saat itulah muncul sesosok anak kecil dengan senyum mungilnya berjalan di atas trotoar sekitar rumahnya.

Syafa namanya tetapi kerap dipanggil Dede, karena ia adalah anak bungsu dari 3 bersaudara. Ia sekarang masih bersekolah tingkatan TK. Walaupun masih TK, tetapi perawakannya tinggi seukuran anak SD pada umumnya.

Lalu tidak lama ia berjalan, ada sesosok perempuan yang kerap ia panggil Kaka datang menghampirinya.

"De, ko di luar sendirian? sini ke dalem dulu," pinta sang Kaka.
"Iya ka, Dede pengin jalan-jalan," jawab Syafa.
"Oh yaudah, nanti Kaka ajak ke Pantai Gope mau engga?," ajak Kaka.
"Horeeee, kepantai, pantai, pantai, gopeeee," ucap Syafa dengan wajah mungil bahagia disertai teriakan hore.

Mendengar suara teriakan Syafa, Mamah yang sedang memasak  menghampiri Syafa seraya berkata, "Dede engga boleh ke Pantai Gope, jauh, nanti Kaka nyasar gatau jalan."

Kaka yang mendengar perintah Mamahnya tidak diperbolehkan ke Pantai Gopepun meminta sang adik, membatalkan rencananya  dan menawarkan jalan-jalan di tempat lain.

"De, ke Rumah Dunia aja yuk yang deket sekarang, Kaka udah siap nih," ajak Kaka.
"Yaaaah, engga jadi ke pantai, yaudah engga papa, cepetan ka ke Rumah Dunia sekarang!," ucap Syafa dengan semangat.

Sesampainya di Rumah Dunia
"Ka, fotoin Dede di lope (re: love)," pinta Syafa.
"Iya Kaka fotoin de," jawab Kaka.

Kemudian sang Kaka mencoba mengeluarkan handphone dari saku dan membuka pilihan menu kamera. Sebelum memotret Syafa, ia sudah bergaya dengan jari-jari di kedua tangan membentuk hati.

Dalam benak Kaka berkata, "siapa yang mengajari bentuk hati dengan kedua tangannya ya? Hmmm yasudahlah."

"De, siap ya satu dua tiga lope," pintaku
Kemudian jawab Syafa dengan memperagakkan bentuk hati agar tampak seperti latar belakang fotonya.

--------------------

Dan saat awan hitam menyelimuti langit, sang Kaka menemani Syafa berlatih menulis huruf, sang Kaka mencoba bertanya tentang bentuk hati dengan kedua tangannya.

"De, tau bentuk lope pake tangan darimana?," tanya Kaka.
"Dari tv yang ada tendangan cinta," jawab Syafa.

Mendengar jawaban Syafa seperti itu, menjadi tamparan keras untuk sang Kaka, karena belum bisa mengawasinya sebagai seorang kakak secara maksimal dengan apa yang ia tonton di televisi.







Komentar